- 
Manifestasi Klinis - 
Manifestasi klinis PDA pada bayi
  prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang
  berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).
  Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6
  jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi
  dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung
  kongestif (CHF)  Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal
  jantung  Terdengar bunyi mur-mur persisten (sistolik, kemudian
  menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas) 
  Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan
  meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg) 
  Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik 
  Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. 
  Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah  Apnea, Tachypnea 
  Nasal flaring  Retraksi dada  Hipoksemia  Peningkatan
  kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru) 
- 
Klasifikasi Pembagian atas dasar
  kelainan fungsi sirkulasi yang terjadi, yaitu: 1. Penyakit jantung
  bawaan non-sianotik: a. Dengan vaskularisasi paru normal: stenosis
  aorta, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, kardiomiopati. b.
  Dengan vaskularisasi paru bertambah: defek septum atrium, defek
  atrioventrikularis, defek septum ventrikel, duktus arteriosus
  persisten, anomaly drainase vena pulmonalis parsial. 2. Penyakit
  jantung bawaan sianotik: a. Dengan vaskularisasi paru bertambah:
  transposisi arteri besar tanpa stenosis pulmonal, double outlet
  right ventricle tanpa stenosis pulmonal, trunkus arteriosus
  persisten, ventrikel tunggal tanpa stenosis pulmonal, anomaly total
  drainase vena pulmonalis. b. Dengan vaskularisasi paru berkurang:
  stenosis pulmonal berat pada neonates, tetralogi Fallot, atresia
  pulmonal, atresia tricuspid, anomaly Ebstein. 
- 
Komplikasi • Endokarditis,
  Obstruksi pembuluh darah pulmonal, CHF, Hepatomegali, Enterokolitis
  nekrosis, Gangguan paru yang terjadi bersamaan, Perdarahan
  gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit, Hiperkalemia,
  Aritmia, Gagal tumbuh 
- 
Pemeriksaan Diagnostik •
  Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali. •
  Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada
  ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°. •
  Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi
  aliran darah dan arahnya. • Ekokardiografi, bervariasi sesuai
  tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas,
  hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. sangat
  menentukan dalam diagnosis anatomik. • Kateterisasi jantung untuk
  menentukan resistensi vaskuler paru 
- 
Penatalaksanaan Medis •
  Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian
  obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan
  untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban
  kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin)
  untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
  profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial. • Pembedahan :
  Operasi penutupan defek, Pemotongan atau pengikatan duktus. •
  dianjurkan saat berusia 5-10 tahun • Obat vasodilator, obat
  antagonis kalsium untuk membantu pada pasien dengan resistensi
  kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi. •
  Pemotongan atau pengikatan duktus. • Non pembedahan : Penutupan
  dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. 
   - 
DAFTAR PUSTAKA 
   - 
1. A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu
  Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta ,Fakultas kedokteran UI 
   - 
2. Sariadai, S.kp & Rita Yuliani,
  S.kp. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar interpratama. Jakarta
     - 
3. Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa
  Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC 4. Doengoes, Marylin E. (2000).
  Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta     
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik Dan Saranya Yaaaa