Penyakit yang ini sering diderita pada bayi dari usia 6 bulan sampai 3  tahun. Penyakit ini sempat membuat para ibu khawatir dan cemas  berlebihan, karena pada awalnya (fase prodromal) anak ini mengalami  panas tinggi 39,4-40,6° Celsius. Bahkan, 5-15% diantara mereka mengalami  kejang disebabkan demam.
Roseola infantum merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes tipe 6 dan 7. Virus ini disebarkan melalui percikan ludah penderita. Masa inkubasi (masa dari mulai terinfeksi sampai timbulnya gejala) adalah sekitar 5-15 hari.
Sumber : //www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi%2Bdan%2BKesehatan/Bayi/apa.itu.roseola.infantum
Biasanya penyakit ini berlangsung selama 1 minggu.
Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di belakang kepala,  leher sebelah samping dan di belakang telinga. Limpa juga agak membesar.
Pada hari keempat, demam biasanya mulai turun.
Sekitar 30% anak memiliki ruam (kemerahan di kulit), yang mendatar  maupun menonjol, terutama di dada dan perut dan kadang menyebar ke  wajah, lengan dan tungkai.
Ruam ini tidak menimbulkan rasa gatal dan berlangsung selama beberapa jam sampai 2 hari.
Disinilah yang harus diperhatikan, pada roseola infantum ruam ini  muncul setelah demam reda. Sedangkan pada campak, ruam ini muncul saat  penderita masih demam. 
Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, maka pengobatan dengan  antibiotik tidak diperlukan. Terapi pada kasus ini hanyalah untuk  menurunkan demamnya. Pemberian asetaminofen atau parasetamol atau  ibuprofen relatif aman untuk menurunkan demam. Sedangkan, pemberian  aspirin pada anak-anak sangat tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan sindroma Reye.  Sebaiknya anak dikompres dengan menggunakan handuk atau lap yang telah  dibasahi dengan air hangat (suam-suam kuku). Jangan menggunakan es batu,  air dingin, alkohol maupun kipas angin.
Usahakan agar anak minum banyak air putih atau potongan-potongan es  batu, larutan elektrolit atau kaldu. Selama demam, sebaiknya anak  menjalani tirah baring.
Bila anak mengalami kejang demam, segera hubungi rumah sakit atau  dokter terdekat untuk penanganan kejang. Intinya, jangan panik dan tetap  tenang. Jika penyakit ini terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan  rendah, maka dokter sering memberikan obat antiviral supaya tidak  bertambah parah.