MODERATOR

Minggu, 30 Desember 2012

Sistem Triase

Triage dari kata Perancis “ Trier “ yang artinya membagi dalam 3. Teknik ini dikembangkan di medan pertempuran, digunakan bila terjadi bencana, dan kemudian dilaksanakan di ruang gawat darurat.
Pengertian Triage
Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas yang lebih tinggi diberikan pada korban yang prognosis jangka pendek atau jangka panjangnya dapat dipengaruhi secara dramatis oleh perawatan sederhana yang intensif. Sistem triase ini digunakan untuk menentukan prioritas penanganan kegawat daruratan. Sehingga tenaga medis benar-benar memberikan pertolongan pada pasien yang sangat membutuhkan dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien tersebut.
Tujuan Triage Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan.

 
Kode Warna International Dalam Triage : 
1. Prioritas 1 atau Emergensi: warna MERAH (kasus berat) 
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera, perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang resusitasi, waktu tunggu 0 (nol) 
· Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla 
· Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat 
· Fraktur terbuka dan fraktur compound 
· Luka bakar > 30 % / Extensive Burn 
· Shock tipe apapun
2. Prioritas 2 atau Urgent: warna KUNING (kasus sedang) Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit, area critical care. 
· Trauma thorax non asfiksia 
· Fraktur tertutup pada tulang panjang 
· Luka bakar terbatas ( < 30% dari TBW ) 
· Cedera pada bagian / jaringan lunak
3. Prioritas 3 atau Non Urgent: warna HIJAU (kasus ringan) Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang P3. 
· Minor injuries 
· Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan
4. Prioritas 0: warna HITAM (kasus meninggal) · Tidak ada respon pada semua rangsangan 
· Tidak ada respirasi spontan 
· Tidak ada bukti aktivitas jantung 
· Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

START ( Simple triage And Rapid Treatment) Adalah suatu system yang dikembangkan untuk memungkinkan paramedic memilah korban dalam waktu yang singkat kira – kira 30 detik. 
Yang perlu diobservasi : Respiration, Perfusion, dan Mental Status ( RPM ). 
System START di desain untuk membantu penolong untuk menemukan pasien yang menderita luka berat. 
START didasarkan pada 3 observasi : RPM ( respiration, perfusion, and Mental Status )
  1. Respiration / breathing 
    Jika pasien bernafas, kemudian tentukan frekuensi pernafasanya, jika lebih dari 30 / menit, korban ditandai Merah / immediate. Korban ini menujukkan tanda – tanda primer shock dan butuh perolongan segera.  Jika pasien bernafas dan frekuensinya kurang dari 30 / menit, segera lakukan observasi selanjutnya ( perfusion and Mental status ). Jika pasien tidak bernafas, dengan cepat bersihkan mulut korban dari bahan – bahan asing.
  2. Perfusion or Circulating Bertujuan untuk mengecek apakah jantungnya masih memiliki kemampuan untuk mensirkulasikan darah dengan adekuat, dengan cara mengecek denyut nadi. Jika denyut nadi lemah dan tidak teratur korban ditandai immediate. Jika denyut nadi telah teraba segera lakukan obserbasi status mentalnya.
  3. Mental status 
    Untuk mengetesnya dapat dilakukan dengan memberikan instruksi yang mudah pada korban tersebut : “buka matamu” atau “ tutup matamu “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik Dan Saranya Yaaaa